Gempa Bumi di Indonesia
INFOGRAFIK
5/12/20243 min read
Posisi geografis Indonesia yang terletak di "Cincin Api" Pasifik menjadikannya salah satu wilayah yang paling rawan gempa bumi di dunia, karena terletak di atas beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan. Secara khusus, negara kepulauan ini berada di antara Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Eurasia, di mana terjadi interaksi yang kompleks seperti subduksi, tumbukan, dan pergeseran lateral. Interaksi-interaksi ini merupakan pendorong utama dari aktivitas seismik yang sering terjadi di wilayah ini. Subduksi Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia, misalnya, tidak hanya memicu gempa bumi secara teratur, tetapi juga berkontribusi pada aktivitas vulkanik yang signifikan di kawasan ini.
Grafik radial "Frekuensi Gempa Bumi di Indonesia" merupakan visualisasi yang inovatif dan terperinci mengenai kejadian gempa bumi di seluruh wilayah Indonesia dari tahun 2009 hingga 2022. Data divisualisasi dengan menggunakan grafik radial untuk menunjukkan aktivitas seismik mingguan, yang secara efektif memetakan distribusi gempa bumi secara temporal dari waktu ke waktu. Setiap lingkaran dalam grafik radial mewakili satu minggu. Ukuran dari setiap lingkaran menunjukkan jumlah gempa bumi yang terjadi setiap minggunya, dengan lingkaran yang lebih besar menunjukkan frekuensi gempa yang lebih tinggi, sehingga memudahkan untuk mengidentifikasi periode aktivitas seismik yang tinggi.
Jika dilihat lebih dekat, terdapat variasi yang signifikan dalam jumlah gempa bumi selama beberapa tahun. Sebagai contoh, tahun 2018 dan 2019 menonjol dengan jumlah kejadian seismik yang tercatat sangat tinggi, masing-masing sebanyak 12.345 dan 12.155 peristiwa gempa bumi. Lonjakan aktivitas gempa bumi ini menyoroti sifat dinamis dan tak terduga dari kekuatan geologi di bawah Indonesia. Sebaliknya, tahun-tahun lain seperti 2012 melaporkan angka yang relatif jauh lebih rendah, dengan hanya 2.435 gempa bumi, yang menggambarkan pola seismik yang berfluktuasi yang dapat terjadi dari tahun ke tahun. Data ini juga mengelompokkan kejadian gempa bumi berdasarkan kuartal, dengan setiap kuartal diwakili oleh warna yang berbeda. Metode ini memudahkan analisis komparatif aktivitas seismik pada waktu yang berbeda sepanjang tahun, sehingga dapat menunjukkan tren musiman atau anomali dalam pola gempa. Segmentasi temporal yang rinci seperti ini sangat berharga bagi para peneliti dan profesional penanggulangan bencana yang perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi periode-periode yang secara historis rentan terhadap peningkatan aktivitas seismik.




Setelah melihat frekuensi sepanjang tahun, penting untuk mengidentifikasi magnitudo dan lokasi dari setiap gempa bumi. "Gempa Bumi di Indonesia" ini memberikan gambaran yang lebih rinci tentang tantangan seismik. Dasbor data ini menggunakan peta untuk menunjukkan lokasi gempa bumi di seluruh Indonesia, yang diberi kode warna berdasarkan magnitudo, mulai dari yang ringan (magnitudo 4+) hingga yang besar (magnitudo 7+). Pemetaan ini sangat penting untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah tertentu di mana infrastruktur perlu dibangun atau diperkuat agar tahan terhadap dampak seismik yang mungkin terjadi. Menyertai peta tersebut, sebuah grafik frekuensi menggambarkan jumlah kejadian seismik yang signifikan selama tahun 2019 hingga 2023. Grafik garis menunjukkan fluktuasi aktivitas seismik, dengan puncak yang menunjukkan periode peningkatan pergerakan tektonik. Memahami tren ini sangat penting bagi para ilmuwan dan pembuat kebijakan, karena dapat membantu memprediksi aktivitas seismik di masa depan dan merencanakan tanggap darurat serta alokasi sumber daya.
Dashboard ini tidak hanya berfungsi sebagai alat penting bagi para ahli geosains dan peneliti yang mempelajari aktivitas seismik, namun juga memainkan peran penting dalam kesiapsiagaan bencana bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Dengan membuat data gempa bumi yang kompleks dapat diakses dan dimengerti, hal ini meningkatkan kemampuan para pemangku kepentingan untuk menerapkan langkah-langkah keselamatan dan strategi respons yang efektif. Hal ini dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik, yang berpotensi mengurangi dampak gempa bumi dan meningkatkan ketahanan masyarakat di seluruh pulau-pulau di Indonesia yang beragam dan luas.
Interaktif dashboard (di sini)
Interaktif dashboard (di sini)